Telat banget ya kalau posting tentang novel atau film ini.
Tapi karena ini salah satu novel dan film favorit saya. Jadi pingin mereview
sedikit tentang Ketika Cinta Bertasbih..
Rangkaian kisah yang dituturkan, kata demi kata yang
disajikan memiliki ’ruh’. Perpaduan
antara romantisme yang santun dan nasehat religius yang ’membumi’ membuat karya
ini begitu kaya hikmah dan mencerahkan.
Siapa pun akan tergugah dan ’tertarik’ dalam perjalanan spiritual yang
meneduhkan saat membaca Dwilogi Pembangun Jiwa fenomenal karya Habiburrahman el
Shirazy, ”Ketika Cinta Bertasbih”.
Bermula dari kisah seorang mahasiswa cerdas dan pekerja
keras yang merantau ke negeri Para Nabi untuk menimba ilmu di Universitas
legendaris Mesir, Al Azhar. Khairul
Azzam, demikian nama pemuda itu, adalah sosok mahasiswa berprestasi yang meraih
peringkat terbaik di awal kuliahnya.
Namun kematian sang Ayah membuat Azzam mengubah orientasi hidupnya. Dia memilih untuk berjibaku dengan menggeluti
usaha tempe, demi menghidupi Ibunda dan ketiga adiknya di tanah air,
Indonesia. Sebuah pilihan yang sulit, hari-harinya
menuntut ilmu kini tergantikan rutinitas mengolah dan mendistribusikan
tempe. Namun tak apa, dia rela, asalkan
Ibunda dan ketiga adiknya dapat hidup layak dan menatap masa depan yang lebih
cerah.
Lalu, kisah bergulir pada sosok bidadari yang rendah hati
dan bersahaja, Anna Althafunnisa. Gadis
cerdas itu lebih muda dari Azzam, dan sedang menyelesaikan tesis S2 di Al
Azhar. Putri pemilik Pesantren Daarul
Qur’an tersebut begitu memukau dengan kesholihan, keanggunan, dan kecemerlangan
pikirannya. Tak terhitung pemuda yang
jatuh hati dan ingin meminangnya. Tapi
dia justru terkesan pada seorang pemuda yang telah menolongnya ketika tertimpa
musibah selepas berbelanja di toko buku Daarut Tauzi’. Pemuda itu tak lain adalah Azzam, yang saat
itu memperkenalkan dirinya sebagai Abdullah.
Kisah berlanjut pada seorang Furqan Andi Hasan. Teman Azzam yang telah menempuh S2 itu begitu
sempurna, lulusan terbaik Al Azhar yang tampan dan kaya raya. Pujaan hati para gadis, mulai dari mahasiswi
hingga artis sekaligus putri Dubes KBRI.
Namun Furqan harus menghadapi cobaan terberat ketika dirinya divonis
positif HIV, justru ketika akhirnya dia berhasil mempersunting bidadari Daarul
Qur’an, Anna Althafunnisa.
Kegigihan, kerja keras, semangat, dan sikap pantang menyerah
Azzam kelak mengantarnya menjadi seorang entrepreneur muda yang sukses. Mungkin dia tak bisa meluluskan mimpinya
menimba ilmu hingga S3 di negeri Seribu Menara tersebut, namun berbagai ujian kehidupan
telah dilaluinya dengan gemilang. Sosok
Azzam telah membuktikan bahwa prestasi seseorang tak selalu diukur dari sisi
akademis. Di saat para freshgraduate
berebut mencari pekerjaan, Azzam justru telah menciptakan lapangan pekerjaan
untuk mereka. Padahal untuk
menyelesaikan S1 saja, dia membutuhkan waktu 9 tahun. Sembilan tahun yang telah dia korbankan demi
orang-orang yang dicintainya. Tak
sia-sia, betapa cinta dan pengorbanan tulusnya mampu melecut adik-adiknya
menuju keberhasilan, salah seorang diantaranya bahkan menjadi penulis muda
berbakat yang mendapat penghargaan dari Mendiknas.
Kang Abik, demikian sapaan khas penulis Dwilogi Pembangun
Jiwa ini berhasil menghidupkan cerita lewat karakteristik tokoh yang kuat dan
permainan alur yang tak terduga, namun tetap alami dan berkesinambungan. Kelihaian Kang Abik menceritakan seluk beluk
Mesir dan Pesantren Daarul Qur’an menjadi magnet yang menyatukan pembaca dengan
kisah tersebut. Romantisme percintaan
yang ditawarkan suci dalam bingkai islami, dan jauh dari kesan picisan. Satu hal yang takkan pernah diduga adalah
ending cerita ini. Anda yang mengaku
bisa menebak ending cerita ini pun tetap akan dibuat penasaran dan harap-harap
cemas dalam setiap potongan kisahnya.
Seseorang menyarankan Azzam untuk melamar Anna lewat seorang ustadz,
meski saat itu Azzam sama sekali tak mengenal Anna. Namun Azzam kecewa, karena bidadari Daarul
Qur’an itu telah terlebih dulu dilamar Furqan.
Anna menerima lamaran tersebut, meski hati kecilnya mengharapkan
Azzam. Bagaimana kelanjutan
kisahnya? Anda akan takjub, bahwa jodoh
itu adalah bagian rizki yang tidak akan mungkin tertukar. Saksikanlah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar